Dalam proses belajar mengajar diharapkan terjadi kontak dan komunikasi anatara guru dan murid secara wanjar. Sebuah realita menyatakan bahwa terjadi saat-saat ini, dimana berada di zaman yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menggeser nilai-nilai kemurnian islam dalam memberikan tuntunan yang semestinya di ikuti dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam belajar mnegajar. Di dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian metode penelitian kepustakaan (library reserch), tentang kajian tafsir surah al- kahfi ayat 67-70. lebih jauh dikaji dan di tela'ah dalam surat al-Kahfi ayat 67-70. Lyakni bagaimana tujuan pembionaan kreativitas yang dikandung di dalamnya.
Secara umum, surat al-Kahfi ayat 66-70 merupakan kisah yang menggambarkan interaksi antara seorang dan murid Nabi Musa as. yang dalam kisah ini berperan sebagai murid sangat menjungjung tinggi tujuan yang semestinya diamalkan oleh siswa agar proses pendidikan yang dilaksanakan berjalan dengan baik. Dan Nabi Musa as. yang berperan sebagai guru menggambarkan bahwa seseorang pendidik hendaknya menuntun anak didiknya dan memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapinya dalam menuntut ilmu, bahwa mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajari. Atas dasar permasalahan tersebut, maka surat al-Kahfi ayat 67-70 tersebut perlu digali dan diteliti lebih dalam dengan mengutip[ beberapa penafsiran untuk dapat pemahaman tentang peranan pendidikan dalam membina anak didiknya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.