Image of KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT PANDANGAN IBNU MISKAWAIH

Text

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT PANDANGAN IBNU MISKAWAIH



Konsep pendidikan akhlak dalam pandangan islam memiliki arti yang sangat penting, sehingga setiap kehidupan manusia tak pernah lepas dari akhlak. Pendidikan akhlak adalah tema sentral bagi pelaksanaan pendidikan, berinteraksi dengan sang pencipta ( Hablumminalloh ) maupun dengan sesama manusia ( Hablumminannasi ). Banyak para ahli pendidikan islam yang telah memberi perhatian serius dalam mengkaji konsep pendidikan akhlak antara salah satu pemikir antara lain Syeih Mahfud Naquib Al-Attas dan Ibnu Miskawih yang merupakan salah satu pemikir cendikiawan muslim dalam pendidikan kompeten dalam mengembangkan pendidikan islam pada zamannya. Ironisnya saat ini banyak dari kalangan para pemerhati pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam, mnegadopsi konsep - konsep pendidikan barat secara tidak kritis. Tidak hanya sampai itu selain mengadopsi pemikiran barat juga memandang dengan sebelah mata bahkan meninggalkan kajian - kajian terhadap para pemikir pendidik islam Ibnu Miskawih. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah sumber data primer, sedangkan teknik penelitian menggunakan teknik dokumentasi, dan teknik analisis data menggunakan content analysis. Sementara pembahasannya adalah menggunakan metode dedukasi, induksi dan komparasi. Dari hasil penelitian ini terungkap bahwa konsep pendidikan akhlak menurut Ibnu Miskawih adalah keadaan jiwa yang mendorong tentang manusia untuk melakukan perbuatan - perbuatan secara spontan ( tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan ). Itu dapat diperoleh pembawaan sejak lahir, tetapi juga dapat memperoleh dengan latihan - latihan membiasakan diri, sehingga menjadi sifat kejiwaan yang dapat melahirkan perbuatan buruk yang baik yang dikenal dengan konsep al-wasith ( posisi tengah). Dalam struktur manusia menurut pandangan Ibnu Miskawih ada tiga kekuatan yang bertingkat dalam diri manusia yaitu : 1). Daya bernafsu (An-Nafs As-Sabuiyah) sebagai daya terendah, 2). Daya berani (An-Nafs Al Ghadabiyyah) sebagai daya pertengahan, 3). Daya berpikir (An-Nafs An-Natqiat) sebagai daya tertinggi. Pokok kekuatan akhlak terdapat lima yaitu sebagai kekuatan kebijakan, sebagai kekuatan keberanian, sebagai menjaga kesucian diri dan keadilan.


Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
C-304
Penerbit Alfabeta : Malang.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
-
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya