Image of MATERI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM ISLAM BERDASARKAN AL-QUR'AN SURAT AL-ISRA AYAT 23-24

Text

MATERI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM ISLAM BERDASARKAN AL-QUR'AN SURAT AL-ISRA AYAT 23-24



Pendidikan karakter merupakan suatu upaya atau usaha yang dilakukan secara sengaja untuk membimbing dan mendidik seseorang agar memiliki kepribadian yang baik yang terwujud dalam pikiran sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Sehingga dalam proses pendidikan karakter peserta didik atau anak harus mampu memahami, merasakan dan melakukan. Dengan pendidikan karakter, peserta didik diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungannya, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, atau lingkungan masyarakat.
Secara operasional, masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah urgensi pendidikan karakter sebagai wahana pembinaan karakter baik dan mengetahui konsepsi pendidikan karakter menurut Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 23-24?
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep dasar pendidikan karakter, mengetahui urgensi pada pendidikan karakter sebagai wahana pembinaan karakter baik dan mengetahui konsepsi pendidikan karakter menurut Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 23-24.
Urgensi Pendidikan karakter sesungguhnya bukan sekedar berurusan dengan proses pendidikan tunas muda yang sedang mengayam masa pembentukan di dalam sekolah, melainkan juga bagi setiap individu di dalam lembaga pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan karakter bukan semata-mata mengurusi individu-individu, melainkan juga memperhatikan jalinan relasional antar individu yang ada di dalam lembaga pendidikan itu sendiri dengan lembaga lain di dalam masyarakat, seperti keluarga, masyarakat luas, dan negara.
Al-Qur'an telah menjelaskan mengenai pendidikan karakter seorang anak dan orang tua di dalam keluarga. Hal ini dalam Al-Qur'an surat Al-Isra ayat 23-24, surat tersebut mengandung perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Keterangan para muffasir dalam menafsirkan surat Al-Isra tersebut bahwa birrul walidain (berbuat baik kedua orang tua) mempunyai kesimpulan singkat adalah dari tidak boleh mengeluarkan perkataan yang bisa menimbulkan kesal kepada orang tua, membentak, namun merawatnya meskipun sudah berusia lanjut. Dan merendah di hadapan orang tua meskipun anak lebih pandai serta sikap yang harus dimiliki anak adalah tawadhu' dan mendo`akan mereka.
Dilarang seorang anak untuk mengatakan perkataan uf yang berarti ah, hus, kesal, bosan atau yang mengandung penghinaan dan mempunyai maksud menyakitkan kedua orang tua. Meskipun kedua orang tua sudah mencapai usia lanjut tetap diperlakukan dengan sebaik mungkin dan menyinggung perasaan mereka berdua dengan perkataan yang tidak sopan. Tidak boleh pula membentak kedua orang tua melainkan bersikap yang baik dan mengatakan setiap sesuatu dengan perkataan yang mulia dan lemah lembut


Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
C-325
Penerbit : Malang.,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
-
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya