Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail merupakan Kisah Islami pilihan yang sarat akan nilai-nilai berharga yang patut dijadikan tuntunan oleh manusia, keikhlasan Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah Swt., ketegaran Nabi Ismail dalam mematuhi perintah orang tua layak diimplementasikan dalam keseharian peserta didik. Namun banyak peserta didik yang terjerumus dalam degredasi moral diantaranya terlibat dalam pemakaian narkoba, gaya hidup mewah, tawuran antar pelajar, seks bebas yang sudah jadi bagian yang tidak terelakan dari keseharian peserta didik masa kini.
Berdasarkan penelitian tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terkait Pendidikan Akhlak dalam Syrat As-Shaffat ayat 102 dan mengambil materi dalam kisah tersebut untuk dapat diimplementasikan dalam keseharian peserta didik.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research), metode-metode yang digunakan dalam menganilisis data adalah metode Induktif dan metode Deduktif.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Nabi Ismail merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim. Ketika Nabi Ismail menginjak usia dewasa Nabi Ibrahim mendapat impian benar untuk menyembelih Nabi Ismail, Nabi Ismail menerima dengan ikhlas perintah tersebut sebagai bentuk ketaatannya kepada perintah Allah dan kepatuhannya terhadap orang tuanya. Namun atas kehendak Allah penyembelihan Nabi Ismail tidak terjadi dan digantikan dengan seekor Ghibas dari Surga.
Bentuk Akhlakul Karimah yang dapat diimplementasikan dari kisah ini adalah : Mencintai Allah diatas cinta terhadap makhluk, taat kepada Allah Swt, penyerahan diri yang sesungguhnya kepada Allah, patuh kepada orang tua, berbicara lemah lembut kepada orang tua, sanggup berkorban dan senantiasa bersabar.