Artikel membahas apresiasi dan penerimaan terhadap ide - ide Seyyed Hossein Nasr(l.1933) dalam konteks wacana intelektual di Indonesia. Dalam kerangka itu, tulisan ini melacak terjemahan karya Nasr kedalam bahasa Indonesia, studi tentang pemikiran Nasr, dan kutipan dari karya - karya Nasr yang muncul dalam tulisan para cendekiawan di Indonesia. Konsep perennialisme, "Islam tradisional" dan "pengetahuan suci" bisa memberikan petunjuk untuk melihat proses dimana ide - ide Nasr telah berakar dan memperoleh pengaruh dan penerimaan di Indonesia. Untuk lebih spesifik, artikel ini meneliti pengaruh ide - ide dan perspektif Nasr pada struktur pemikiran dari dua cendekiawan Indonesia, yakni Nurcholis Madjid(1939-2005) dan Komaruddin Hidayat (b.1953). Tulisan ini juga menelusuri akal pemikiran Nasr dan Hidayat dalam tradisi islam klasik dan abad pertengahan, terutama madzhab iluminasi yang diusung oleh Suhrawardi, dan membandingkan ini dengan akar genealogis pemikiran Madjid dan Hidayat.