Image of DASAR-DASAR EKONOMI PEMBANGUNAN

Text

DASAR-DASAR EKONOMI PEMBANGUNAN



BAB 1 EVOLUSI MAKNA PEMBANGUNAN
1.1 PARADIGMA TRADISIONAL
1.2 PARADIGMA BARU DALAM PEMBANGUNAN
1.2.1 Strategi Pertumbuhan dengan Distribusi
1.2.2 Strategi Kebutuhan Pokok
1.2.3 Strategi Pembangunan Mandiri
1.2.4 Strategi Pembangunan Berkelanjutan
1.2.5 Strategi Berdimensi Etnik
1.3. PARADIGMA PEMBANGUNAN: UTOPIS ATAUKAH NORMATIF?
BAB 2 INDIKATOR PEMBANGUNAN
2.1 PERLUNYA INDIKATOR PEMBANGUNAN
2.2 INDIKATOR EKONOMI
2.2.1 Klasifikasi Negara
2.2.2 GNP (GNI) Per Kapita Dengan Purchasing Power Parity
2.3 INDIKATOR SOSIAL
2.3.1 Indikator Sosial Sebagai Alternatif Indikator Pembangunan
2.3.2 Indeks Mutu Hidup (PQLI)
2.3.3 Human Development Index (HDI)
2.4 KETERKAITAN ANTARINDIKATOR
BAB 3 TEORI UTAMA PEMBANGUNAN
3.1 TEORI PERTUMBUHAN LINEAR
3.1.1 Teori Pertumbuhan Adam Smith
3.1.2 Teori Pertumbuhan Karl Marx
3.1.3 Teori Pertumbuhan Rostow
3.2 TEORI PERUBAHAN STRUKTURAL
3.3 TEORI DEPENDENSIA
3.4 KAUM NEO-KLASIK PENENTANG REVOLUSI
3.5 TEORI-TEORI "BARU"
3.5.1 Teori Pertumbuhan Baru (NGT)
3.5.2 Teori Geografi Ekonomi Baru (NEG)
3.5.3 Teori Perdagangan Baru (NTT)
BAB 4 MASALAH KEMISKINAN
4.1 BEBAN KEMISKINAN GLOBAL
4.1.1 Garis Kemiskinan
4.1.2 Seberapa Besar Tingkat Kemiskinan Terjadi?
4.2 INDIKATOR DAN SOLUSI KEMISKINAN
4.2.1 Indikator Kemiskinan di Indonesia
4.2.2 Penyebab Kemiskinan
4.2.3 Alternatif Solusi Kemiskinan
4.3 STUDI PERTUMBUHAN, KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN DI INDONESIA
4.3.1 Studi SMERU
4.3.2 Studi Strauss dan kawan-kawan
4.4 TREN KEMISKINAN
4.4.1 Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
4.4.2 Distribusi Regional Kemiskinan
BAB 5 MASALAH DISTRIBUSI PENDAPATAN
5.1 INDIKATOR KETIMPANGAN DAN KETIDAKMERATAAN
5.1.1 Distribusi Pendapatan Menurut Bank Dunia
5.1.2 Indeks Gini dan Kurva Lorenz
5.1.3 Indeks Theil dan Indeks-L
5.2 TREN DALAM DISTRIBUSI PENDAPATAN
5.2.1 Kesenjangan Kota Desa
5.2.2 Kesenjangan Regional
5.2.3 Kesenjangan Interpersonal
5.2.4 Kesenjangan Antar kelompok Sosial Ekonomi
5.3 HIPOTESIS U TERBALIK TENTANG KETIMPANGAN
5.3.1 Hipotesis Kuznets
5.3.2 Studi Empris di Kabupaten Banyumas
5.4 TREN KEMAKMURAN
5.4.1 Affluence Line
5.4.2 Ketimpangan Pendapat dari Masa ke Masa
BAB 6 DUALISME PEMBANGUNAN
6.1 MENGAPA ARTHUR LEWIS MENDAPAT HADIAH NOBEL?
6.2 TEORI ARTHUR LEWIS
6.3 KRITIK TERHADAP TEORI LEWIS
BAB 7 MASLAH PEMBANGUNAN MANUSIA : KEPENDUDUKAN,PENGGURAN,WANITA,DAN MIGRASI
7.1 PARADIGMA PEMBANGUNAN BERWAWASAN MANUSIA
7.2 MASALAH KEPENDUDUKAN
7.2.1 Isu Global Kependudukan
7.2.2 Tren Perubahan Kependudukan di Indonesia
7.3 MASALAH PENGANGGURAN
7.3.1 Pengangguran Terbuka
7.3.2 Setengah Pengangguran
7.3.3 Pengangguran dan Sektor Informal
7.4 MASALAH WANITA
7.5 MASALAH MIGRASI DAN SEKTOR INFORMAL
BAB 8 KRISIS UTANG INTERNASIONAL : PENYEBAB,KONSEKSUENSI,DAN SOLUSINYA
8.1 KARAKTERISTIK KRISIS UTANG DAN PEMBENTUKANNYA
8.1.1 Keterbasan Dana Negara Perkembangan
8.1.2 Konsep Likuiditas Nasional dan Guidotti Rule
8.1.3 Utang dan Pertumbahan Ekonomi
8.2 DARI DEBT-LED GROWTH HINGGA GROWTH LED DEBT
8.3 PENYEBAB TIMBULNYA KRISIS UTANG
8.3.1 Sistem Moneter Internasional
8.3.2 Ssitem Perbankan Swasta Internasional
8.3.3 Faktor Dari Negara Peminjam
8.4 MANAJEMEN KRISIS UTANG
8.5 SOLUSI KRISIS UTANG INTERNASIONAL
8.5.1 Mendirikan Institusi Pengelolaan Utang
8.5.2 Pengurangan Utang Melalui Prakarsa HIPC
8.5.3 Mekanisme Pemberian Pengurangan utang HIPC
8.5.4 Debt For Nature Swap
8.CAPITAL FLIGHT
BAB 9 INVESTASI ASING DAN PERUSAHAAN TRANSNASIONAL
9.1 EVOLUSI MENUJU PERUSAHAAN GLOBAL
9.2 FAKTOR PENDORONG PERTUMBUHAN TNC
9.3 PERANAN TNC
9.4 ASAL USUL TNC
9.5 TNC DAN PASAR KEUANGAN GLOBAL
9.6 DAMPAK TNC
9.7 INVESTASI ASING DAN TNC DI INDONESIA
9.8 BAGAIMANA MENARIK INVESTASI DAN ORANG?
9.8.1 Image Marketing: Memasarkan Citra
9.8.2 Attraction Marketing: Memasarkan Infrastruktur
9.8.4 People Marketing: Memasarkan Orang
BAB 10 DESENTRALISASI MANAJEMEN PEMBANGUNAN: ANTARA OTONOMI DAN KETERGANTUNGAN
10.1 OTONOMI DAERAH DALAM KERANGKA NKRI
10.2 SISTEM HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH
10.3 KETERGANTUNGAN FISKAL
10.3.1 Rendahnya PAD
10.3.2 Dominanya Transfer dari Pusat
10.4 PENYEBAB KETERGANTUNGAN FISKAL
10.5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
BAB 11 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
11.1 PARADIGMA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
11.1.1 Definisi Pembangunan Berkelanjutan
11.1.2 Pilar Pembangunan Berkelanjutan
11.2 KONDISI LINGKUNGAN DI INDONESIA SEBELUM DESENTRALISASI
11.3 MANAJEMEN LINGKUNGAN
11.4 DESENTRALISASI DAN PERATURAN MANDIRI
11.5 KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA
11.6 EKOWISATA DAN BALI
11.7 MANAJEMEN BENCANA
BAB 12 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN: PERANAN NEGARA VERSUS PASAR
12.1 PERGEESERAN PEMIKIRAN EKONOMI
12.1.1 Revolusi Keynes
12.1.2 Debat Keynes Versus Monetaris
12.1.3 Paska-Keynesian
12.2 MEKANISME PASAR
12.2.1 Prasyarat Sosio Kultural dan Ekonomi
12.2.2 Peran dan Keterbatasan Pasar di NSB
12.3 INTERVENSI PEMERINTAH DENGAN KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
12.3.1 Peran dan Kegagalan Pemerintah dalam Pembangunan
12.3.2 Perencanaan Pembangunan
12.3.3 Kebijakan Ekonomi: Neoliberalisme Murni dan Moderat
12.4 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDONESIA
12.4.1 Perekonomian Nasional untuk Kesejahteraan Sosial
12.4.2 Sistem Perekonomian
12.4.3 Cabang-Cabang Produksi
12.4.4 Kekayaan Sumber Daya Alam
12.4.5 Prinsip Demokrasi Ekonomi


Ketersediaan

3395MUDp339.5 MUD pPerpus STAI TasikmalayaTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
339.5 MUD p
Penerbit UPP STIM YKPN yogyakarta : Yogyakarta.,
Deskripsi Fisik
vii, 286 hlm; 24,5x19cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
339.5
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya