Image of Patung Cahaya

Text

Patung Cahaya



Novel ini adalah sebuah tanya. Apakah manusia akan terus menyembah teks dan memberhalakan masa lalu, atau akan memberikan reinterpretasi untuk memposisikan dirinya dalam dunia yang mereka injak.
Dengan mengambil setting cerita di pesantren, pergulatan modernisme dan tradisonalisme kuat mencuat di novel ini. Pergulatan itu pun bertempur dalam benak seorang Fika Aisyah Fatma. la perempuan lugu, haus ilmu, cerdas, kocak, pintar berpendapat, dan mulai menyukai patung.
Fika hanyalah bayang-bayang kecil sebuah pencarian yang tak boleh berhenti. la kerap bertanya tentang hidayah, adakah "ruang" yang tak bisa disentuh antara ilmu dan agama? "Ruang" itu sering disebut orang dengan spiritualitas. Dalam sebuah ujarannya, "Agama adalah sebuah transaksi kelembagaan, sementara spiritualitas adalah sebuah perjalanan. Dan perjalanan selalu butuh cahaya." Lalu, adakah cahaya seperti sebuah patung? Bagaimana cahaya menjelama menjadi patung? Bukankah patung adalah sebuah benda kaku yang tak bisa berkatakata, tak bisa menolong, tak bisa memberi madharat dan manfaat bagi manusia?


Ketersediaan

100FAUp100 FAU pPerpus STAI TasikmalayaTersedia

Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
100 FAU p
Penerbit CV. Tapak sabda : kota tasikmalaya.,
Deskripsi Fisik
x + 293 hlm ;12 x 18 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-623-91126-0-8
Klasifikasi
100
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya