Detail Cantuman
Advanced SearchText
STUDIA ISLAMIKA
Dalam bukunya yang terbaru, penulis artikel ini menjelaskan bahwa Asia adalah "laboratorium besar untuk pluralisme agama." Keberdampingan antara masjid, vihara, gereja, dan berbagai jenis tempat ibadah sudah sejak lama menjadi ciri khas kota kota Asia Tenggara yang dinamis, sementara para antropolog menguji keragaman masyarakat pedesaannya. Kendati demekian, terdapat paradoks. Pada tingkat panutan agama formal, Asia Tenggara tampak seperti salah satu wilayah dengan tingkat keragaman paling rendah di dunia. Tulisan ini menunjukan sumber sumber terpenting tentang toleransi beragama dan faktor faktor modern yang cenderung, terutama di Indonesia, menggantikan pola tersebut dengan salah satu penyesuaian keagamaan yang lebih besar. Semboyan negara Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika, yang bermakna 'berbeda beda, tetapi tetap satu jua' adalah lambang dari paradoks tersebut. Penulis menyimpulkan bahwa ketika dewasa ini toleransi kemajemukan yang lama semakin terancam, maka tradisi tradisi Asia Tenggara itu sendiri seharusnya menunjukkan dukungan yang penting bagi konsep Hak Asasi Manusia modern dalam hal menjaga keseimbangan tersebut.
Ketersediaan
2x005ARj | 2x0.05 AR j | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
2x0.05 AR j
|
Penerbit | : Yogyakarta., 2015 |
Deskripsi Fisik |
X, 576 hlm; 15 x 22 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
-
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
---|---|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain